Cerpen masa muda dan masa tua yang saling bercengkrama

 

Cerpen oleh
Santi Hartini

Setiap hari terasa sama, senin sampai senin lagi adalah ritme hidup yang statis bagi Keanu si pemuda usia 19 tahun yang dewasa di masa generasi Z berkembang. Selepas lulus SMA berkali-kali dia masih memikirkan keinginannya di masa depan nanti seperti apa dan ingin menjadi apa atau berprofesi apa, walaupun dia sudah menjalani kuliah di jurusan Teknik Geologi. Kehendak otaknya selalu berubah setiap saat tergantung dari apa yang sering dia lihat, apa yang teman-temannya perbincangkan dan kesuksesan yang dia harapkan. Sering dia berfikir untuk berpindah jurusan karena keinginannya itu. Yang membuat dia tidak optimal dalam menjalani kuliahnya, membuatnya stuck di hari demi harinya. Sehingga hari harinya dia isi dengan rebahan dan terus berangan-angan.

Sampai suatu hari dia hendak keluar rumah untuk mencuci motornya. Dia beranjak dari kamarnya dengan mengambil jaket kulit yang tergantung di belakang pintu kamarnya dan bergegas pergi dengan sepasang sendal favoritnya. Sesampainya di tempat pencucian motor, nampak beberapa motor antri untuk menunggu giliran dicuci karena memang tempat pencucian itu adalah tempat pencucian berbagai kendaraan dan bengkel yang besar dan terkenal di kotanya. Kemudian dia parkirkan motornya dan bergegas mencari tempat duduk untuk menunggu. Lalu Keanu memilih tempat duduk kosong disamping seorang kakek yang kalo dikira-kira usianya diatas 70 tahun.

Keanu : "permisi kek" 
*sambil duduk disebelahnya dengan sopan

Kakek : "iya silahkan nak" 
*sambil sedikit bergeser dan memberikan ruang untuk duduk keanu

Kakek : "kamu kesiangan nak, coba agak pagi sedikit mungkin tidak akan antri begini"

Keanu : "iya kek tadinya saya tidak berniat mencuci motor hari ini, motor kakek yang mana? Sudah mau selesai ya?"

Kakek : "ituh yang diparkir sebelah motor kamu, ya belum selesai orang kakek juga sama kesiangan"

Keanu : "oh jadi sama ya kek kita ngantri"

Kakek : "iya karena kita sama2 kesiangan, kamu masih muda harusnya jangan kesiangan atau nanti akan terus kesiangan sampai tua seperti kakek, kamu ga sekolah?"

Keanu : "kuliah kek, tp lagi ga masuk masih bingung, mikirin nanti kedepannya pengen jadi apa sama kerja dimana"

Kakek : "kakek jadi inget masa muda sama persis seumuran kamu, sama2 bingung sampai2 waktu terus berlalu kakek masih saja berandai2 tapi tidak bertindak, ujung2 nya jadi ketinggalan"

Keanu : "memangnya kakek kuliah?"

Kakek : "iya kuliah dan benar2 menekuni kuliah nya di umur 45 tahun, saat usia produktif untuk bekerja diperusahaan sudah tidak berlaku untuk non pengalaman"

Keanu : "terus jadi bagaimana setelah lulus kuliah?"

Kakek : "ya ini seperti sekarang, kamu mumpung masih muda jangan sia2kan usia mudamu, kalau punya cita2 itu bagus buat motivasi tp jangan terlalu fokus pada nanti akan jadi apa atau bekerja dimana, tp hadapi saja dulu yang sudah jd pilihanmu saat ini, karena waktu tidak akan berhenti hanya untuk menunggu kamu untuk menimbang2 keinginanmu, selalu belajar menanamkan strategic thingking sehingga bisa menyusun plan A or plan B nantinya tanpa kamu rugi waktu"

Keanu : "wah kakek ini pinter kek bener2 mengena di hati saya kek saya jd termotivasi, tp sekarang kakek disini trus hasil kuliah kakek bagaimana?"

Kakek : "ya memang kakek disini sekalian memantau bengkel dan pencucian punya kakek sendiri, tapi tetap antri pas mau cuci motor sendiri, hasil kuliahnya ya ini pemikiran yang kakek perbincangkan dengan kamu sejak tadi, begitu kakek sadar telah menyia2kan masa muda maka kakek tidak mau menyia2kan masa tua"

Keanu : "kek antrian masih panjang aku mau pulang saja dulu masih sempat masuk kelas kuliah siang ini, besok jadwal kuliah kosong saya akan datang lagi kesini lebih pagi"
*sambil tersenyum penuh semangat keanu segera pergi mengambil motornya dan pulang kerumah untuk bersiap masuk kelas kuliah nya

*kakek membalas senyuman keanu dengam penuh makna



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Modul 2.2.a.5 Ruang Kolaborasi Pembelajaran Sosial dan Emosional Pendidikan Guru Penggerak

Modul 2.3.a.5 Coaching - Ruang kolaborasi