Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2019

Terkungkung dalam persepsi dunia maya demi kemasan kehidupan yang ideal

Gambar
Tidaklah penting untuk diselami tapi tidak juga menjadi hal yang sepele untuk disikapi, apakah yang dimaksud disini? Ya, adalah dunia kedua selain kehidupan di bumi, dunia kedua   yang ratingnya terus naik menuju dunia utama menggeser dunia nyata yang sedang berjalan. Belum lah usai perdebatan bentuk bumi yang bulat ataupun datar tetaplah sang waktu yang merajai segala yang kejadian yang sudah, sedang dan bahkan akan terjadi. Sebutlah dunia maya yang menduduki dimensi lain pada kehidupan individu dari tahun ke tahun yang space-nya semakin bertambah pada setiap penggunanya. Seolah menjadi titik utama dalam bersosialisasi yang bebas tanpa peluit pelanggaran dikala postingan yang di unggah hanyalah sebuah khayalan. Salahkah ? Jika postingan yang too much akan suatu hal tertentu, berbau politik, fanatisme agama, hobi, love self atau curhatan yang terkadang membentuk opini opini publik yang liar dan penuh dengan bukti-bukti hoax yang kemudian dengan mudah di serap dan di sampa

KELAKAR 30 MENIT SEBELUM BERKELAKAR

Gambar
Hari yang sama satu minggu yang lalu dengan waktu yang persis pula sama, dengan mood yang berbeda-beda untuk setiap pergesaran detik demi detiknya. Seandainya mood itu dapat dipancarkan dengan warna yang mewakilinya layaknya penerawangan berbagai orang-orang pintar tentang warna aura seseorang yang merepresentasikan karakter dan kepribadian, katanya….ingat katanya. Padahal banyak orang hari ini disekitar saya yang lalu lalang kesana kemari berebut warna aura sesuai dengan warna kesukaannya, dan ada pula sekumpulan orang-orang yang berdemo hanya dikarenakan kebagian warna yang tidak sesuai dengan hati nuraninya, sehingga berdampak kepada mood nya di hari ini dan mungkin terbawa di setiap hari yang sama. Dan dipojokan sana saya melihat bayang-bayang yang bergerak lincah seperti sedang berdiskusi untuk membagikan sesuatu, oohh ternyata mereka, yaitu orang-orang pintar tadi yang berdiskusi dan bernegosiasi untuk mendapatkan warna aura hasil sisa-sisa orang berdemo. Bahagi