MENGENAL KURIKULUM MERDEKA BELAJAR DI SEKOLAH TINGKAT PERTAMA
MENGENAL KURIKULUM
MERDEKA BELAJAR DI SEKOLAH TINGKAT PERTAMA
Disusun
Oleh :
Santi
Hartini
SMPN
5 MAJALENGKA
GURU
PENGGERAK ANGKATAN 2
KABUPATEN
MAJALENGKA
2022
ABSTRAK
Kurikulum adalah seperangkat atau suatu sistem rencana
dan pengaturan mengenai bahan pembelajaran yang dapat dipedomani dalam
aktivitas belajar mengajar. Maka semua pihak yang terlibat dan berkaitan
langsung dengan fungsi kurikulum ini
di sekolah wajib memahaminya konsep dan strukturnya. Sedangkan kurikulum merdeka adalah suatu kurikulum pembelajaran yang
mengacu pada pendekatan bakat dan minat murid sesuai filosofis pemikiran Ki
Hajar Dewantara. Implementasi kurikulum adalah penerapan
kurikulum yang dilakukan pada suatu sekolah yang disepakati oleh seluruh pelaku
pendidikan di sekolah tersebut dengan arahan dan pedoman pemerintah yang sudah
ditentukan. Implementasi kurikulum merdeka belajar ini dilakukan secara
bertahap di dunia pendidikan mulai dari pendidikan dasar, menengah pertama dan
menengah atas. Dengan penyesuaian kondisi setiap sekolah yang berbeda dan juga
latar belakang siswa yang beragam, serta peralihan kurikulum sebelumnya ke
kurikulum merdeka belajar ini yang mengembalikan murid kepada kodrat alam dan
kodrat jamannya.
Kata kunci : kurikulum, kurikulum merdeka
PENDAHULUAN
I.
Latar
Belakang
Pengertian kurikulum menurut UU No. 20 Tahun 2003 yaitu bahwa kurikulum merupakan
seperangkat rencana & sebuah pengaturan berkaitan dengan tujuan, isi, bahan
ajar & cara yang digunakan sebagai pedoman dalam penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai sebuah tujuan pendidikan nasional.
Pelaksanaan
kegiatan pembelajaran di Indonesia sekarang ini yang resmi digunakan yaitu
kurikulum 2013 atau lebih dikenal dengan nama kurtilas atau K13, dimana
sebelumnya berlaku kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) atau kurikulum
2006. Perubahan yang signifikan dari KTSP ke kurikulum 2013 adalah pada
kurikulum 2013 menggunakan pendekatan saintifik untuk meningkatkan kreatifitas
peserta didik yaitu dititik beratkan pada metode
ilmiah yang pada umumnya memuat serangkaian aktivitas pengumpulan data melalui
observasi, menanya, eksperimen, mengolah infomasi atau data, kemudian
mengkomunikasikan (Kemendikbud, 2014:19). Sedangkan perubahan kurikulum dari
kurtilas ke kurikulum merdeka belajar ini adalah pada kurikulum merdeka belajar
tidak ada pemisahan penilaian sikap, pengetahuan dan keterampilan murid,
kemudian memiliki cirri khas pembelajaran yang berbasis projek untuk
pengembangan soft skills dan karakter sesuai profil pelajar Pancasila dan fokus
pada materi esensial sehingga ada waktu cukup untuk pembelajaran yang mendalam bagi
kompetensi dasar seperti literasi dan numerasi.
Pentingnya
peranan kurikulum dalam pelaksanaan pembelajaran di intitusi pendidikan akan
menentukan proses dan hasil dari pembelajaran itu sendiri baik berupa hasil
secara akademis, soft skill, keterampilan khusus, peminatan dan bakat murid.
Sehingga akan dilakukan analisis dan pembahasan mengenai implementasi kurikulum
merdeka belajar sebagai langkah awal mengenali kurikulum baru ini dan juga
penyesuaian apa saja yang perlu dilakukan agar kurikulum ini dapat diterapkan
secara optimal lengkap dengan refleksi dan tindak lanjut kegiatan
pembelajarannya.
II.
Rumusan
Masalah
Ada beberapa
pertanyaan yang muncul dibenak penulis sehingga termotivasi untuk membuat dan
menulis makalah ini, diantaranya adalah :
1. Apakah
pendekatan yang ada dalam kurikulum merdeka belajar ini sudah cukup sesuai
dengan kondisi sekolah yang berbeda-beda?
2. Bagaimana
implementasi kurikulum merdeka belajar di sekolah dan apa saja hambatan serta
bagaimana solusi yang dilakukan untuk pemecahan masalah tersebut?
III.
Tujuan
Penelitian yang
dilakukan dan dituangkan dalam bentuk makalah ini adalah bertujuan untuk :
1. Mengetahui
konsep kurikulum merdeka belajar.
2. Mengetahui
implementasi kurikulum merdeka belajar.
3. Mengenali keunggulan kurikulum merdeka belajar lengkap dengan kemungkinan hambatan dan solusinya.
PEMBAHASAN
I.
Konsep
Kurikulum Merdeka Belajar
a.
Pengertian
Kurikulum Merdeka Belajar
Kurikulum Merdeka Belajar awalnya adalah suatu pengembangan dan penerapan
dari kurikulum darurat
yang diluncurkan pemerintah dan Kemendikbudristek untuk merespon dampak dari
pandemi Covid-19. Pengertian Merdeka
Belajar ini adalah suatu pendekatan yang dilakukan supaya siswa dan
mahasiswa bisa memilih pelajaran yang diminati sesuai dengan minat dan bakat
yang dimilikinya.
Adapun konsep dari merdeka belajar terdiri dari tiga komponen yaitu, komitmen terhadap
tujuan, mandiri dalam menentukan pilihan cara belajar, dan melakukan refleksi terhadap proses dan hasil belajar. Untuk mewujudkan program ini
dibutuhkan guru yang merdeka
belajar pula sehingga akan selaras dengan tujuan pembelajaran dalam
implementasi kurikulum merdeka belajar yang dilaksanakan bersama peserta didik.
Menurut
BSNP atau Badan Standar Nasional Pendidikan, pengertian kurikulum merdeka belajar adalah suatu kurikulum pembelajaran yang memiliki
konsep yang mengacu pada pendekatan bakat dan minat. Di sini, para pelajar
(baik siswa maupun mahasiswa) dapat memilih pelajaran apa saja yang ingin
dipelajari sesuai dengan bakat dan minatnya.
b.
Tujuan Kurikulum Merdeka Belajar
Tujuan dari Kurikulum Merdeka ini dirancang sebagai bagian dari upaya
Kemendikbudristek untuk mengatasi krisis belajar dan learning loss yang dialami oleh peserta didik dan tenaga pendidik,
dan menjadi semakin parah karena pandemi. Krisis ini ditandai oleh rendahnya
hasil belajar peserta didik, bahkan dalam hal yang mendasar seperti literasi
membaca, dan juga menurunnya motivasi peserta didik untuk meningkatkan dan
mengembangkan bakat dan peminatannya secara pribadi.
c.
Karakteristik Kurikulum Merdeka Belajar
Kurikulum Merdeka juga
memiliki karakteristik yang
esensial yang fokus pada sistem pembelajaran melalui
kompetensi dasar seperti literasi dan numerasi. Dalam proses pembelajaran Guru juga bisa
memiliki fleksibilitas dan bisa menyesuaikan kemampuan siswa dengan konteks
muatan local, sehingga peserta didik diberikan beberapa optional atau
alternative dalam proses pembelajaran yang disesuaikan dengan karakteristik
peserta didik itu sendiri.
II.
Teori dan filsafat pendidikan
Teori humanistik mendasari konsep merdeka belajar. Program-program yang
ada pada merdeka belajar didasari
oleh teori humanistik
yang semuanya bertujuan untuk memanusiakan manusia, terdapat 2 tokoh pencetus teori humanisme, yaitu Abraham Harold
Maslow dan Arthur Comb yang menyatakan bahwa manusia
di dunia ini mengetahui bagaimana menggapai energi positif yang ada
disekitarnya dan berinteraksi satu sama lain. Manusia mendapatkan
kebebasan dari Tuhan memiliki kesempatan dalam melaksanakan kehidupan
secara mandiri untuk mencapai keberhasilan yang mereka inginkan. Sejalan dengan
pemikiran tentang manusia yang berkembang dewasa ini,dimana manusia dianggap
sebagai jati diri.
Menteri
Pendidikan yaitu Nadiem Makarim mencetuskan dan membuat program dan kebijakan
“Merdeka Belajar” sebagai program Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
(Kemendikbud) karena konsep “Merdeka Belajar” memiliki dua filosofis yakni hal
pertama terinspirasi dari filsafat Ki Hadjar Dewantara dan mengenai dua konsep
yakni kemerdekaan dan kemandirian. kemandirian dan kemerdekaan juga merupakan
dua konsep yang tidak bisa dipisahkan dan sudah termasuk esensi dari filsafat
pendidikan dari Ki Hadjar Dewantara. Merdeka
Belajar merupakan filosofi yang mendasari proses sekaligus tujuan jangka
panjang pendidikan Indonesia. Ki Hadjar Dewantara (KHD), Bapak Pendidikan
Indonesia, menyatakan bahwa kemerdekaan adalah tujuan pendidikan sekaligus
paradigma pendidikan yang perlu dipahami oleh seluruh pemangku kepentingan.
Beliau
menekankan berulang kali tentang kemerdekaan belajar. kemerdekaan hendaknya
dikenakan terhadap caranya anak-anak berpikir, yaitu jangan selalu
“dipelopori”, atau disuruh mengakui buah pikiran orang lain, akan tetap
biasakanlah anak-anak mencari sendiri segala pengetahuan dengan menggunakan
pikirannya sendiri…” Ki Hadjar Dewantara (buku Peringatan Taman-Siswa 30 Tahun,
1922-1952). Menurut Ki Hadjar Dewantara menambahkan, jika kemerdekaan bukan
sekedar kebebasan hidup. Namun, yang paling utama dari kemerdekaan adalah
kemampuan untuk “hidup dengan kekuatan sendiri, menuju ke arah
tertib-damai serta selamat dan bahagia, berdasarkan kesusilaan hidup manusia”.
Maksudnya, makna merdeka dalam merdeka belajar adalah kemampuan dan keberdayaan
individu untuk mencapai kebahagiaan. Jadi, individu yang memiliki kemampuan mengambil
keputusan yang bijaksana akan mempu membuat keputusan serta tindakan yang
membawa kebahagiaan dan keselamatan bagi dirinya, masa depannya, dan
orang-orang lain di sekitarnya
Perlu diingat, kemerdekaan atau kebebasan memiliki tiga
macam sifat oleh Ki Hadjar Dewantara yaitu: berdiri sendiri (zelfstanding), tidak tidak bergantung pada orang
lain (onafhankelijk) dan dapat mengatur dirinya
sendiri (vrijheld, zelfbeschikking). Pernyataan tersebut
menyiratkan adanya kemandirian dan upaya untuk selalu memerdekakan diri
merupakan tujuan yang ingin dicapai melalui proses pendidikan. Dengan demikian
Merdeka Belajar bukanlah satu kebijakan. Tidak sepatutnya Merdeka Belajar hanya
dituangkan dalam satu kebijakan saja. Sebaliknya, Merdeka Belajar harusnya
melandasi seluruh kebijakan pendidikan baik di tingkat nasional, maupun di
konteks yang mikro, yaitu di ruang-ruang kelas hingga keluarga.
III.
Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar di sekolah
Sebagai bagian dari upaya pemulihan pembelajaran, Kurikulum Merdeka dikembangkan sebagai kerangka kurikulum yang lebih fleksibel, sekaligus berfokus pada materi esensial dan pengembangan karakter dan kompetensi murid. Karakteristik utama dari kurikulum ini yang mendukung pemulihan pembelajaran adalah:
·
Pembelajaran berbasis projek untuk
pengembangan soft skills dan karakter sesuai profil
pelajar Pancasila
·
Fokus pada materi esensial sehingga ada
waktu cukup untuk pembelajaran yang mendalam bagi kompetensi dasar seperti
literasi dan numerasi.
·
Fleksibilitas bagi guru untuk melakukan
pembelajaran yang terdiferensiasi sesuai dengan kemampuan peserta didik dan
melakukan penyesuaian dengan konteks dan muatan lokal.
Satuan pendidikan
menentukan pilihan berdasarkan Angket Kesiapan Implementasi Kurikulum Merdeka
yang mengukur kesiapan guru, tenaga kependidikan dan satuan pendidikan dalam
pengembangan kurikulum. Pilihan yang paling sesuai mengacu pada kesiapan satuan
pendidikan. Implementasi Kurikulum Merdeka semakin efektif jika makin sesuai
kebutuhan.
Ada tiga pilihan implementasi Kurikulum Merdeka Jalur Mandiri yang bisa diaplikasikan, yakni Mandiri Belajar, Mandiri Berubah, dan Mandiri Berbagi. Berikut penjelasan dari masing-masing pilihan:
1. Mandiri Belajar
Pilihan Mandiri Belajar memberikan kebebasan kepada satuan pendidikan saat menerapkan Kurikulum Merdeka beberapa bagian dan prinsip Kurikulum Merdeka, tanpa mengganti kurikulum satuan pendidikan yang sedang diterapkan pada satuan pendidikan PAUD, kelas 1, 4, 7 dan 10.
2. Mandiri Berubah
Mandiri Berubah memberikan keleluasaan kepada satuan pendidikan saat menerapkan Kurikulum Merdeka dengan menggunakan perangkat ajar yang sudah disediakan pada satuan pendidikan PAUD, kelas 1, 4, 7 dan 10.
3. Mandiri Berbagi
Pilihan Mandiri Berbagi akan memberikan keleluasaan kepada satuan pendidikan dalam menerapkan Kurikulum Merdeka dengan mengembangkan sendiri berbagai perangkat ajar pada satuan pendidikan PAUD, kelas 1, 4, 7 dan 10.
Dalam penerapannya apabila ada sekolah yang ingin menerapkan kurikulum merdeka belajar ditahun ini atau sebelum tahun 2024 dapat dilakukan pendaftaran melalui Dinas Pendidikan setempat yang akan dibantu pendaftaran dan penerapan kurikulum tersebut disekolahnya secara bertahap, karena di tahun 2024 nanti akan serentak dilaksanakan penerapan kurikulum merdeka belajar ini secara menyeluruh dan resmi.
IV.
Model Pendekatan pembelajaran
Merdeka
belajar berarti guru maupun siswa memiliki kebebasan untuk berinovasi serta
belajar dengan mandiri dan kreatif. Sehingga proses pembelajaran yang dilakukan
berjalan lebih fleksibel dan menyenangkan. Guru-guru dituntut untuk dapat
mendidik siswanya sesuai dengan potensi yang ada dalam diri mereka. Sehingga
guru-guru harus mampu membuat serta mengembangkan model pembelajaran yang invoatif, interaktif, dan
efektif bagi siswa. Dengan
begitu siswa mampu mengembangkan kemampuan, bakat, dan minat yang dimilikinya.
Salah satu model pembelajaran yang dipakaidi masa pandemi ini adalah model
pembelajaran berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).
Model
pendekatan pembelajaran dalam kurikulum merdeka belajar diantaranya adalah :
1.
Model
pembelajaran blended learning
Model
pembelajaran blended learning merupakan
metode pembelajaran yang memadukan antara pembelajaran tradisional (face to face) dengan pembelajaran jarak jauh/online yang
menggunakan berbagai media realitas virtual/maya. Jadi dalam prosesnya siswa
belajar tatap muka sesuai jadwal yang sudah ditentukan ditambah dengan
pembelajaran online di luar jam
belajar.
2.
Model
pembelajaran Flipped Classroom
Flipped Classroom merupakan salah satu bentuk pembelajaran lain dari model pembelajaran blended (melalui interaksi tatap muka dan virtual/online) yang mengkombinasikan antara pembelajaran sinkron (synchronous) dengan pembelajaran mandiri yang askinkron (asynchronous). Pembelajaran sinkron biasanya terjadi secara real time di kelas. Sedangkan, pembelajaran asinkron adalah pembelajaran yang sifatnya lebih mandiri.
Dalam menerapakan Metode flipped classroom ini, ada 3 kegiatan pembelajaran yang harus dilakukan yaitu sebelum kelas dimulai (pre-class), saat kelas dimulai (in-class) dan setelah kelas berakhir (out of class).
3. Model pembelajaran project based learning
Model
pembelajaran project based learning ini menjadi ciri khas dari Kurikulum
Merdeka. Untuk mendukung pengembangan karakter sesuai dengan profil pelajar
pancasila. Dalam kurikulum prototipe, sekolah diberikan keleluasaan dan
kemerdekaan untuk memberikan proyek-proyek pembelajaran yang relevan dan dekat
dengan lingkungan sekolah. Pembelajaran berbasis proyek dianggap penting untuk
pengembangan karakter siswa karena memberikan kesempatan kepada siswa untuk
belajar melalui pengalaman (experiential learning).
Project
Based Learning juga dapat diartikan sebagai model pembelajaran yang berpusat
pada siswa dan berangkat dari suatu latar belakang masalah untuk mengerjakan
suatu project atau aktivitas nyata yang akan membuat siswa mengalami berbagai
kendala kontekstual sehingga harus melakukan invertigasi dan pemecahan masalah
untuk dapat menyelesaikan masalah sehingga dapat mencapai kompetensi sikap,
pengetahuan, dan keterampilan.
V.
Keunggulan
kurikulum merdeka belajar
Dengan adanya
perubahan dan perkembangan yang dilakukan di dunia pendidikan Indonesia
tentunya dilakukan untuk menjadikan tingkat pendidikan di Negara ini menjadi
lebih baik lagi dari sebelumnya, sehingga dalam kurikulum merdeka belajar ini
pun terdapat beberapa keunggulan tanpa mengurangi manfaat dari kurikulum
sebelumnya, keunggulannya yaitu diantaranya :
1. Kurikulum merdeka belajar ini lebih
sederhana dan essential, karena lebih
berfokus pada materi yang esensial dan pengembangan kompetensi peserta didik
pada fasenya. Proses pembelajaran diharapkan menjadi lebih mendalam, bermakna,
tidak terburu-buru, dan menciptakan joyfull learning atau pembelajaran menyenangkan.
2. Kurikulum merdeka belajar ini lebih
merdeka, contohnya bagi peserta didik
khususnya jenjang SMA tidak ada program peminatan di SMA sehingga peserta didik
memilih mata pelajaran sesuai minat, bakat, dan aspirasinya. Guru juga
diharapkan mengajar sesuai tahap capaian dan perkembangan peserta didik.
Sekolah pun memiliki wewenang untuk mengembangkan dan mengelola kurikulum
pembelajaran sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan dan peserta didik.
3. Kurikulum merdeka belajar ini lebih
relevan dan interaktif, yaitu pembelajaran
melalui kegiatan proyek memberikan kesempatan lebih luas kepada peserta didik
untuk secara aktif mengeksplorasi isu-isu aktual misalnya isu lingkungan,
kesehatan, dan lainnya untuk mendukung pengembangan karakter dan kompetensi
Profil Pelajar Pancasila.
VI.
Hambatan Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar
Pada
setiap implementasi perubahan kurikulum yang terjadi di Indonesia tentunya
mengalami beberapa penyesuaian yang tidak mudah dan langsung dapat dijalankan
sesuai tujuan kurikulum tersebut, karena menyangkut beberapa faktor dalam
pembelajaran tersebut diantaranya adalah kondisi sekolah, sumber daya
manusianya disini adalah siswa, guru dan tenaga kependidikan termasuk warga
sekolah lainnya dan juga orang tua siswa, sumber daya alam sekitar sekolah yang
sebetulnya dapat dijadikan aset sekolah yang dapat dimanfaatkan sebagai
pendukung pembelajara, dukungan pemerintah setempat dan juga sarana prasarana
sekolah. Dari analisis berbagai kondisi tersebut didapat beberapa hambatan atau
tantangan yang harus dihadapi hingga dicarikan solusinya sebagai upaya
pemecahan permasalahan untuk mencapai tujuan terbaik, hambatannya diantaranya
adalah :
1. Tidak Memiliki Pengalaman
dengan Kemerdekaan Belajar.
Pengalaman personal para guru terkait kemerdekaan belajar masih minim, sehingga salah satu
solusinya adalah selalu diadakan kegiatan sosialisasi yang menstimulus motivasi
guru untuk terus belajar, dan juga diadakan pelatihan-pelatihan guru dalam
berbagai bentuk workshop, seminar ataupun pelatihan pendidikan lainnya.
2. Keterbatasan Referensi. Disini
solusinya adalah dengan selalu update dan meningkatkan diri untuk peka terhadap
perubahan dan juga berliterasi dengan informasi terbaru yang didapatkan
sehingga mampu mencari kajian dari informasi tersebut untuk disosialisikan
kemudian ke rekan sesame guru atau semua tokoh-tokoh pendidikan didaerahnya.
3. Akses yang Dimiliki dalam
Pembelajaran. Untuk mengatasi permasalahan ini dapat dilakukan komunikasi dan
kolaborasi antar rekan guru atau antar sekolah secara mandiri ataupun difasilitasi
Dinas Pendidikan setempat untuk melakukan sharing atau study banding antar
sekolah, agar permasalahan akses pembelajaran disini dapat disiasati tidak
hanya tergantung pada jaringan internet sebagai salah satu contohnya.
4. Manajemen Waktu. Dengan berbagai
kepentingan maupun secara pribadi atau kedinasan yang dimiliki oleh seorang
guru dapat di lakukan skala prioritas dalam agenda kegiatannya dan juga
memiliki catatan atau ceklist untuk target tugas apa saja yang harus dipenuhi
lengkap dengan deadline-nya masing-masing.
5. Kompetensi (Skill) yang Memadai.
Pada poin ini terkait erat dengan poin nomor 1 tadi, bahwa kompetensi ini akan
berkembang terus menerus secara bertahap dan berkesinambungan apabila dilakukan
pembinaan, sosialisasi dan pelatihan guru yang dilakukan dan diikuti dengan
baik.
PENUTUP
I.
Kesimpulan
Melalui makalah
ini yang bertujuan untuk mengenali kurikulum merdeka belajar dan juga
implementasinya. Sehingga didapatkan suatu kesimpulan bahwa seperti apapun
kurikulum yang diberlakukan untuk peningkatan dan perkembangan dunia pendidikan
di Indonesia ini adalah dilakukan semata untuk mencerdaskan kehidupan bangsa
mulai dari generasi di pendidikan tingkat dasar dengan tujuan tertentu untuk
kesejahteraan rakyat Indonesia agar mendapatkan penghidupan yang lebih baik.
Maka penerapan kurikulum merdeka belajar ini diharapkan dapat memberikan
kebermanfaatan yang lebih baik dari kurikulum yang sebelumnya, dan juga mampu
diikuti dan diterapkan juga dengan optimal setelah kita lakukan pembahasan singkat
pada makalah ini.
II.
Saran
Dari keseluruhan
penulisan makalah ini tentu terdapat banyak sekali kekurangan yang harus
penulis perbaiki, dengan begitu sangat terbuka saran dan kritik dari pembaca
demi kemajuan dan kesempurnaan penulisan makalah ataupun produk karya tulis
lainnya bagi penulis. Terima kasih penulis ucapkan kepada semua pihak yang
sudah berpartisipasi dalam pembuatan makalah sehingga dapat diselesaikan tepat
pada waktunya.
DAFTAR PUSTAKA
Kurikulum Merdeka dan Model Pembelajaran yang Tepat!
https://gurubelajar.id › kurikulum-merdeka
Makplus,
“Pengertian Kurikulum”, http://www.definisi-pengertian.com/2016/01/pengertian-kurikulum-definisi-menurut-ahli.html,
diakses pada 1 Juni 2022 pukul 08.00 WIB
Muklish,
andasan Filosofis Merdeka Belajar”, https://www.neliti.com/id/publications/329979/landasan-filosofis-dan-analisis-terhadap-kebijakan-merdeka-belajar-dan-kampus-me,
diakses pada 1 Juni 2022 pukul 10.00 WIB
Wikipedia, “Pengertian
Ilmu”, https://id.wikipedia.org/wiki/Ilmu, diakses pada 1 Juni 2022 pukul 08.30
WIB.
Komentar
Posting Komentar