Modul 1.4.1.10.1 Rancangan Aksi Nyata dan Aksi Nyata - Budaya Positif Pendidikan Guru Penggerak

 

Modul 1.4.a.10.1 Aksi Nyata - Budaya Positif

RANCANGAN AKSI


oleh

Santi Hartini

Guru SMPN 5 Majalengka

CGP Angkatan 2 

Kabupaten Majalengka


      I.                        LATAR BELAKANG

Pembelajaran yang dilaksanakan selama masa pandemic Covid 19 adalah pembelajaran yang kurang efektif dilaksanakan terhadap murid siswi di SMPN 5 Majalengka. Berbeda dengan sekolah lain yang letaknya berada di perkotaan dimana latar belakang murid, sarana prasarana dan lingkungan tempat tinggalnya mendukung untuk melaksanakan pembelajaran daring (online). Pembelajaran secara daring secara penuh  ini sudah dicoba diterapkan pada murid siswi SMPN 5 Majalengka sesuai dengan prosedur pembelajaran daring yang telah disosialisasikan kepada setiap Guru di sekolah. Selain pembelajaran yang kurang efektif juga pembentukan karakter murid yang tidak dapat dibentuk dengan baik karena tidak bertatap muka secara langsung dengan murid sehingga banyak pembiasaan  baik yang biasa dilakukan menjadi terhambat dan tidak berkembang dengan optimal. Akan tetapi pembiasaan dan penerapan budaya positif dan disiplin positif  tetap harus dilaksanakan dengan berbagai strategi yang ditempuh walaupun lewat tatap maya. Ada beberapa hal yang melatarbelakangi dalam upaya penerapan budaya positif ini, diantaranya adalah :

1.      Membangun budaya positif yang berpihak pada murid.

2.      Dalam upaya meningkatkan mutu sekolah yang dapat dilihat dari budaya ositif dari warga sekolah yang dikembangkan, mencakup kebiasaan hidup, etika, kejujuran, kasih sayang, bertanggung jawab, peduli lingkungan, taat pada hokum dan tata tertib dan disiplin.

3.      Membangun budaya positif di sekolah dengan menjalin hubungan antara Kepala sekolah, guru, staff TU dan semua warga sekolah lainnya dengan baik dan penuh tanggung jawab.

 

   II.                        TUJUAN

Tujuan yang ingin dicapai dalam penerapan budaya positif terhadap murid dalam rancangan aksi ini adalah :

1.        Agar setiap guru memahami posisinya dalam hal kontrol terhadap budaya positif yang anak diterapkan pada anak untuk penerapan disiplin positif di kelas.

2.        Dengan membangun budaya positif maka akan menumbuhkan karakter baik murid.

3.        Dan tujuan akhirnya disiplin adalah agar murid memahami perilaku mereka sendiri, mengambil inisiatif dan bertanggung jawab atas pilihan mereka dan menghargai diri sendiri dan orang lain

 

III.                         TOLOK UKUR

Dalam penerapan budaya positif yang diterapkan ini dapat dikategorikan berhasil apabila seluruh anak terlibat dalam kegiatan yag dilaksanakan dimulai dari pembuatan kesepakatan kelas bersama, dimana anak dapat mengemukakan pendapatnya dan apa saja yang diinginkannya dengan bebas tapi santun dengan guru sebagai manajer dalam diskusi pembuatan kesepakatan kelas. Kemudian indicator selanjutnya adalah keterlibatan semua guru yang mampu membuat kesepakatan kelas agar semua kelas dapat terkoordinir dengan baik. Dan yang terakhir adalah komitment dari semua pihak yang terlibat.

       IV.                       

LINIMASA TINDAKAN

Perencanaan : melakukan komunikasi dengan Kepala Sekolah untuk menyampaikan draft rancangan aksi secara global, setelah mendapatkan ijin maka selanjutnya melakukan rancangan aksi tersusun sesuai prosedur.

Rancangan aksi : melakukan penyusunan rancangan aksi secara tersusun lengkap mulai dari latar belakang, tujuan dan pencapaian.

Sosialisasi Guru dan murid : melakukan sosialisasi terhadap Guru mengenai apa saja yang akan dilaksanakan, teknis pelaksanaan dan jadwal, serta sosialisasi terhadap murid.

Pelaksanaan bertahap : melaksanakan uji coba sekaligus pelaksanaan untuk melihat kendala dan tingkat keberhasilan yang dicapai.

Evaluasi dan refleksi : melaksanakan evaluasi dari hasil kegiatan untuk kemudian dilakukan perbaikan dan tindak lanjut.

      V.                        DUKUNGAN YANG DIBUTUHKAN

Dalam setiap pelaksanaan pembelajaran apapun yang berkaitan dengan kegiatan sekolah yang melibatkan murid sangatlah dibutuhkan dukungan dari semua komponen yang ada di lingkungan sekolah tersebut seperti Kepala Sekolah, seluruh rekan guru, staf  Tata Usaha, penjaga sekolah, murid, orang tua murid, komite sekolah, pengawas sekolah sampai dengan pihak Dinas Pendidikan Kabupaten setempat. Dukungan dari berbagai pihak tersebut sangat menentukan motivasi setiap guru untuk melaksanakannya dan legalitas kegiatan tersebut menjadi kuat dan terarah dengan baik.



AKSI NYATA

      I.            LATAR BELAKANG

    1. Membangun budaya positif yang berpihak  pada murid, karena selama ini budaya yang ada di sekolah belum secara keseluruhan berpihak pada murid masih terpusat pada perintah dari gurunya, dengan upaya penerapan budaya positif yang berpihak pada murid ini diharapkan seluruh murid dapat mengemukakan pendapat dan keinginannya masing-masing.
    2. Dalam upaya meningkatkan mutu sekolah yang dapat dilihat dari budaya positif dari warga sekolah yang dikembangkan, mencakup kebiasaan hidup, etika, kejujuran, kasih sayang, bertanggung jawab, peduli lingkungan, taat pada hokum dan tata tertib dan disiplin. Kondisi sekolah sebelumnya adalah kondisi yang memang belum tertanam budaya positif bagi murid dan  masih banyak kebiasaan-kebiasaan seperti membuang sampah tidak pada tempatnya sehingga kurang peduli dengan lingkungan sekitar, kemudian kurangnya rasa tanggung jawab terhadap dirinya itu hanya sebagian contoh saja. Karena dengan perubahan yang dilakukan dengan pembiasaan yang baik maka dengan sendirinya akan meningkatkan mutu sekolahnya.
    3. Membangun budaya positif di sekolah dengan menjalin hubungan antara Kepala sekolah, guru, staff  TU dan semua warga sekolah lainnya dengan baik dan penuh tanggung jawab. Selain antara guru dan murid perlu juga membangun budaya positif antar warga sekolah lainnya.

 

   II.            DESKRIPSI AKSI NYATA

Dengan melihat dan mengevaluasi budaya yang ada sebelumnya di sekolah dan juga mempelajari latar belakangnya maka perlu disusun beberapa aksi nyata yang dilakukan dalam upaya menerapkan budaya positif di lingkungan sekolah.

Aksi nyata budaya positif ini mulai di rencanakan tanggal 16 Juni 2021 setelah saya mempelajari modul 1.4 mengenai budaya positif maka saya pun mulai mensosialisasikan secara tidak langsung, dimulai dari berkomunikasi dengan Kepala Sekolah untuk meminta ijin membuat rancangan aksi nyata budaya positif, kemudian setelah itu membuat rancangan aksi lalu mulai disosialisasikan secara global terhadap guru dan murid yang membutuhkan waktu sekitar 3 hari dari 18,19 Juni 2021 yang disosialisasikan adalah pembuatan kesepakatan kelas mau itu secara luring ataupun daring. Setelah itu baru pelaksanaan secara bertahap dilakukan oleh setiap guru dikelas secara daring ataupun luring tergantung dari kondisi dan disesuaikan juga dengan kemampuan setiap gurunya. Dan tahap terakhir adalah dilakukan evaluasi dan refleksi bersama untuk melihat seperti apa pelaksanaannya, kendala dan capaiannya.

III.            HASIL AKSI NYATA

Dalam pelaksanaan penerapannya ini ada beberapa guru melaksanakan dan membuat kesepakatan kelas sesuai dengan target waktu yang diberikan karena pada bulan Juni ini ada pelaksanaan PAT di kelas 7 dan 8 sehingga beberapa guru disibukan dengan kegiatan lain dan tidak dapat mengikuti kegiatan yang saya sosialisikan. Sehingga pada hasilnya saya berfokus pada kegiatan yang saya laksankan sendiri dengan para murid di kelas, dan semua murid sangat antusias mengemukakan pendapat lengkap dengan alasan dan resiko untuk setiap poin untuk kesepakatan kelas yang dibuat, tentunya ada kontrol guru disana dimana saya sendiri sebagai contoh tauladan bagi mereka. Setelah dicapai kesepakatan kelas dari semuanya maka dibuat suatu poster kesepakatan kelas yang dapat di pajang di kelas sebagai reminder atau pengingat untuk setiap murid agar komitmen dalam melaksanakan kesepakatan tersebut dalam upaya menerapkan pembiasaan positif bagi diri mereka dan nilai-nilai karakter baik pula. Dan juga saya menerapkan pola hidup bersih yang juga ada dalam poin kesepakatan kelas untuk selalu juga dilakukan di lingkungan rumahnya kemudian mengirimkan dokumentasinya sebagai penerapan pembiasaan hidup bersih.

IV.            PEMBELAJARAN YANG DIDAPAT DARI AKSI NYATA

Untuk pelaksanaan dari hasil kesepakatan kelas ini sendiri belum dapat dilihat dengan nyata karena kendala masa pandemic covid 19 dan juga tahapan pembelajaran yang sudah memasuki jeda atau libur tahun ajaran baru, sehingga baru akan terlihat nanti setelah masuk tahun ajaran baru. Akan tetapi yang sudah dapat terlihat disini dan dapat diambil pelajarannya pada saat diskusi bersama dalam membuat kesepakatan kelas, disini saya memahami bahwa setiap murid berhak mengemukakan pendapat sesuai pemikirannya yang mengacu pada hal positif untuk dirinya dan lingkungannya, kemudian perlunya memberikan rangsangan dan motivasi terhadap murid yang mempunyai karakter  pendiam atau pemalu untuk berbicara dan mengemukakan pendapat, dan yang terakhir adalah menunjukan kepada mereka bahwa suara mereka sangat berharga dan sangat berpengaruh terhadap poin-poin yang akan dibuat dan diterapkan bagi mereka sendiri.

   V.            RENCANA PERBAIKAN

Setelah melakukan kegiatan pembuatan kesepakatan kelas dilakukan evaluasi dan refleksi bersama maka didapatkan beberapa hal yang harus diperbaiki kemudian, diantaranya adalah kemampuan murid dalam menyusun kata demi kata untuk membuat sebuah kalimat dalam kesepakatan kelas, rasa percaya diri dari setiap murid yang perlu ditingkatkan lagi dan kreativitas murid agar dapat berpikir kritis lebih baik lagi. Selain itu adalah alokasi waktu dalam pembuatan kesepakatan kelas yang terkesan terburu-buru dikarenakan masa pandemic Covid 19 yang harus memperhatikan sirkulasi, jarak dan durasi waktu.


VI.            DOKUMENTASI PROSES DAN HASIL AKSI NYATA

               

Gambar poster hasil kesepakatan bersama

 



Siswa menuangkan pendapat untuk nanti diambil poin kesepakatan kelas

 

Sosialisasi pembuatan kesepakatan kelas bersama rekan guru





Pembuatan poster mandiri pembiasaan hidup sehat



Membuat karya dalam pembiasaan pola hidup sehat dilingkungan rumah dengan memanfaatkan botol bekas untuk penyaringan air jernih



Dokumentasi penerapan pola hidup bersih di rumah



Dokumentasi penerapan pola hidup bersih di lingkungan


Dokumentasi budaya membuang sampah pada tepatnya

Pelestarian lingkungan dengan menanam pohon sebagai upaya peduli lingkungan sekitar


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Modul 2.2.a.5 Ruang Kolaborasi Pembelajaran Sosial dan Emosional Pendidikan Guru Penggerak

Modul 2.3.a.5 Coaching - Ruang kolaborasi