Menemukan kebebasan berfikir adalah pencapaian tertinggi dalam hidup saat ini

Oleh
Santi Hartini


Tidak harus menunggu tua untuk menjadi dewasa,
Tidak semua usia muda bersikap kekanak-kanakan,
Dan di usia berapa kamu berfikir bahwa kebebasan berfikir adalah peringkat pertama dalam perilaku hidup sehari-hari?

Saat dulu sampai dengan saat ini masih banyak manusia yang melihat satu titik hitam dalam hamparan kertas putih, karena memang sangat mudah terlihat dan terhakimi secara masal, tanpa melihat asal muasal dan sebab akibat terbentuk titik hitam tersebut. Itu artinya tidak ada kemajuan dalam pola pikir mereka yang terus statis dari masa ke masa, terkungkung lingkaran sosial dimana hukum kaum mayoritas lebih dominan. Tidak ada proses pendewasaan dalam hidup nya, padahal kebebasan berfikir bagi sebagian orang adalah penting sebagai perubahan dalam menghadapi kehidupan. 

Karena dengan kebebasan berfikir manusia akan semakin menghargai perbedaan, menghormati pilihan dan mengedepankan simpati dan empati. Maka apabila ada bahasan mengenai pencapaian tertinggi apa yang sudah diraih di usia sekarang ini ? Maka tidaklah banyaknya harta, tingginya jabatan pekerjaan, atau suksesnya di bidang usaha ataupun kebahagiaan duniawi lainnya, disini tidak dibahas tentang akherat atau kehidupan lain setelah duniawi karena ini berbeda ruang lingkup pemikiran. Dan dari pertanyaan tadi saya akan menjawab bahwa pencapaian tertinggi saya sampai saat ini adalah menemukannya kerangka kebebasan berfikir dan mengolah rasa baik untuk diri ataupun untuk orang lain, lebih ke berbuat baik dan menghargai perbedaan dan pilihan orang lain sekalipun memang hal tersebut tabu bagi masyarakat awam. Menghargai disini bukan berarti mendukung tapi lebih ke membuat orang tersebut dihadapkan kepada pilihan-pilihan yang disertai resikonya masing-masing sehingga tidak merasa dihakimi.

Sulit memang mencapai level kebebasan ini tapi apabila sudah bisa berada di tahap itu kamu akan merasakan ketenangan dalam hati dan berfikir  lebih logis.

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Modul 2.2.a.5 Ruang Kolaborasi Pembelajaran Sosial dan Emosional Pendidikan Guru Penggerak

Modul 2.3.a.5 Coaching - Ruang kolaborasi